Langkah Hening di Tanah Leluhur, Bupati Jepara Ziarah Jelang Hari Jadi ke-476

Jepara – Siang yang tenang di Jepara, angin berhembus pelan seolah ikut mengiringi langkah Bupati Jepara, Witiarso Utomo, yang memulai ziarah ke makam para leluhur Jepara, Senin (7/4/2025).
Ziarah ini bukan sekadar prosesi, melainkan perjalanan batin yang sarat makna, menyambut Hari Jadi ke-476 Kabupaten Jepara yang akan diperingati pada 10 April mendatang.
Dengan mata yang teduh dan sikap penuh hormat dengan laku puasa, Bupati memulai perjalanannya dari makam Sayyid Abu Bakar Alhadad di Kelurahan Panggang. Di bawah naungan bangunan makam dan suara doa yang lirih, Witiarso menundukkan kepala, mengirimkan doa kepada sosok ulama besar yang menjadi bagian dari sejarah spiritual Jepara.
Perjalanan dilanjutkan ke makam Pangeran Syarif di Kelurahan Saripan, lalu ke makam Tjitrosomo II di Bapangan, dan Tjitrosomo I di Desa Sendang. Setiap titik ziarah menjadi saksi bisu betapa Jepara tumbuh dari jejak para tokoh yang mengabdikan hidupnya demi masyarakat dan tanah kelahirannya.
Tak luput, Bupati dan rombongan juga berziarah ke makam Waliyullah Habib Sodiq Syekh Jafar Sodiq Al Idrus atau Yek Nde, sosok yang dihormati karena ketulusan dan kebijaksanaannya. Tangis haru beberapa peziarah pecah dalam hening, saat doa dipanjatkan.
Di kompleks makam Mantingan, langkah Witiarso Utomo terasa semakin berat. Di hadapan makam Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin, ia berdiri lama. Di sana, sejarah tentang kepemimpinan yang tangguh dan keberanian seorang perempuan yang luar biasa seolah hidup kembali. Ratu Kalinyamat, perempuan perkasa yang mengukir kejayaan Jepara dengan keberaniannya menentang penjajahan, menjadi inspirasi tak lekang oleh zaman.
Ziarah ditutup di makam Mbah Daeng, atau Habib Muhammad bin Syekh bin Abdurrahman bin Yahya di Desa Krapyak. Di tempat itu, suasana menjadi sangat hening, seolah seluruh semesta turut meresapi makna kebersahajaan dan keteguhan para leluhur Jepara.
“Ini bukan hanya mengenang, tapi juga belajar. Mereka mewariskan bukan hanya tanah dan nama, tapi juga nilai, keberanian, dan cinta yang dalam pada Jepara. Tugas kita hari ini adalah menjaga warisan itu, dengan hati, dengan kerja, dan dengan keikhlasan,” ucap Bupati Witiarso dengan suara lirih namun mantap.
Setiap selesai memanjatkan doa, Bupati Witiarso Utomo menabur bunga di atas makam sebagai penutup perjalanan spiritual yang penuh makna dan simbol cinta serta hormat pada tokoh besar yang membentuk wajah Jepara.
Ziarah ini menjadi napas awal dari rangkaian Hari Jadi ke-476 Jepara. Sebuah pengingat bahwa dalam setiap langkah ke depan, Jepara selalu membawa serta kekuatan masa lalu yang penuh doa, perjuangan, dan cinta tanah kelahiran.***