Kirab Buka Luwur Jadi Pembuka Rangkaian Hari Jadi Kabupaten Jepara ke-476, Sangat Meriah Disaksikan Ribuan Masyarakat dan Wisatawan

Dipublikasikan oleh Admin Bakolkopi pada

Jepara — Jepara kembali menorehkan sejarahnya dalam balutan budaya dan doa. Rabu sore, 9 April 2025, ribuan pasang mata tumpah ruah di jantung kota ukir, menyaksikan prosesi Kirab Budaya Buka Luwur yang menjadi bagian dari rangkaian Hari Jadi ke-476 Kabupaten Jepara.

Sebuah perayaan bukan hanya untuk mengingat, namun juga untuk meresapi warisan leluhur dan menenun harapan bagi masa depan.

Tepat pukul 14.00 WIB, halaman Pendopo R.A. Kartini disulap menjadi panggung waktu. Sanggar Tari Mutia Vie membuka acara dengan tari kolosal berlatar sejarah kepemimpinan Ratu Kalinyamat. Gerak gemulai para penari seolah membawa penonton kembali ke abad ke-16, masa ketika seorang perempuan tangguh memimpin Jepara dengan keberanian dan kebijaksanaan.

Tak lama kemudian, kirab pun dimulai. Rombongan Bupati Jepara, Witiarso Utomo, bersama Forkopimda berjalan kaki dari Pendapa hingga Tugu Kartini. Menariknya, kirab ini dipimpin langsung oleh sosok Ratu Kalinyamat bukan dalam wujud sejarah yang dingin, tetapi melalui representasi hidup yang menyiratkan semangat kepemimpinan beliau.

Di sepanjang rute, masyarakat menyambut penuh semangat. Sorak sorai, senyum bangga, hingga kilatan kamera ponsel mengiringi tiap langkah kirab. Tak hanya warga lokal, wisatawan dari mancanegara pun terlihat larut dalam kemeriahan, termasuk seorang pelancong dari Jerman yang dengan antusias merekam momen tersebut.

Bupati Witiarso menyampaikan bahwa Kirab Budaya Buka Luwur menjadi langkah awal dalam memperingati Hari Jadi ke-476 Kabupaten Jepara. Prosesi buka luwur makam Ratu Kalinyamat ini, menurutnya, bukan hanya tradisi tahunan, tapi doa bersama untuk keberkahan, kelancaran, dan kemajuan Jepara.

“Kita adalah anak cucu beliau. Doa dari leluhur adalah pijakan kita membangun Jepara yang lebih baik. Dengan menjadi anak-anak yang sholeh, InsyaAllah Jepara akan diberkahi,” tuturnya penuh harap.

Lebih dari sekadar seremonial budaya, Kirab Buka Luwur adalah ruang spiritual, ruang sosial, dan ruang harapan. Di sinilah masyarakat Jepara diingatkan akan nilai-nilai perjuangan, keadilan, pendidikan, dan ekonomi kerakyatan yang ditanamkan Ratu Kalinyamat. Bupati pun menekankan pentingnya meneladani kepemimpinan beliau sebagai spirit dalam membangun Jepara yang berkeadilan dan inklusif.

Menjelang pukul 18.00 WIB, kirab ditutup dengan suasana haru dan bangga. Langit Jepara memerah, seolah ikut mengamini niat baik seluruh warganya.

Di tengah gegap gempita modernitas, Jepara tetap tahu ke mana harus pulang, kepada akar sejarah, kepada jejak perjuangan, dan kepada doa-doa para leluhur. Sebab dari sanalah masa depan dibentuk, satu langkah dalam kirab, satu harapan untuk Jepara yang mulus dan maju.***